Selasa, 16 Desember 2014

Tanda Akhir Zaman, Al Quran Tersebar Luas, Ahli Agama Tak Dihormati

Tanda Akhir Zaman, Al Quran Tersebar Luas, Ahli Agama Tak Dihormati

http://www.eramuslim.com


hapal quranNabi memprediksi suatu masa dimana Al qur’an akan mudah didapat, dibaca secara luas, tapi tidak diikuti. Diriwayatkan dari Muadz bahwa Nabi Saw bersabda :
Akan muncul huru hara dimana kemudian sejumlah uang dikumpulkan dan Al qur’an pun dibuka dan ia dibaca baik oleh orang-orang beriman maupun oleh orang-orang kafir, laki-laki maupun perempuan,  tua maupun muda. Seseorang akan membacanya dan berseru,” Tidak ada yang mau !” Lalu ia duduk di dalam rumahnya dan membuat ruang tersendiri seperti masjid  di dalam rumahnya Lalu ia akan mengada-ngadakan hal baru dalam agama yang tidak ditemukan dalam Kitabullah atau sunah rasulullah. Waspadalah terhadap bid’ah yang mereka buat, karena sesungguhnya hal  tersebut akan menyesatkan kalian .” (HR Muslim, Abu Dawud, Ad-darimi)
Dalam hadis ini dan hadis –hadis lainnya. Nabi Saw mengawali sabdanya dengan ungkapan “ akan muncul huru-hara di mana kemudian sejumlah besar uang dkumpulkan..” Kini sebenarnya kita sering menyaksikan ketidak jelasan semacam itu. Di tiap-tiap mesjid kita menemukan orang-orang merogoh sakunya untuk pengumpulan  dana, dimana jutaan uang terkumpul katanya untuk tujuan kegamaan, namun hanya Allah yang tahu kemana dan bagaimana uang tersebut di salurkan.
Selanjutnya hadis tersebut menyebutkan,” dan Al qur’an akan dibuka.” Nabi Saw memberi tahu kita bahwa pada akhir zaman Al qur’an akan dibuka. Perhatikan dengan cermat  kata “al Qur’an akan di dibuka (yuftah) dan bukan “ Al qur’an akan dipelajari (yudras). Terbuka- berarti di buat mudah dibaca atau tersedia di mana-mana.
Kemudian sekarang ini kita menyaksikan anak-anak muslim sudah hafal seluruh ayat Al Qur’an dalam usia yang masih belia. Namun mereka tidak mempelajari maknanya. Dan orang tua tidak banyak yang menganjurkan anak-anaknya untuk mempelajari  hukum Allah (syariat). Mereka hanya menyekolahkan anak mereka untuk menghafal Al Qur’an di luar kepala dari awal sampai akhir.
Hadis itu kemudian menyebutkan,” Al Qur’an akan dibaca, baik oleh orang-orang yang beriman maupun kafir.     Disini, Nabi Saw telah meramalkan bahwa Al Qur’an akan dibaca baik oleh muslim maupun non muslim, Fenomena tersebut sedang terjadi hari ini dalam skala yang luas. Terjemahan al Qur’an sudah tersedia di semua toko buku dan perpustakaan, hampir dalam semua bahasa. Bukan saja para penulis muslim yang mengkaji dan mengomentarai AL Qur’an, tetapi juga orang-orang non muslim yang mengkaji dan mengomentari Al Qur’an tanpa kedalaman pengetahuan atau pemahaman terhadap isi, konteks atau makna yang terkandung dalam ayat-ayatnya.
Namun, Nabi Muhammad Saw mengatakan lebih jauh lagi, Seseorang akan membaca Al qur’an tetapi tidak mendapati orang yang menjadi pengikutnya,” Itu terjadi karena ia membacanya tanpa pengetahuan dan pemahaman agama. Para pemimpin dewasa ini mengatakan bahwa seseorang tidak perlu mempelajari Al Qur’an dari seorang ulama. Mereka mengatakan,” Bacalah sendiri Al Qur’an dan Hadist .”  Kebanyakan orang Islam tidak mengikuti arahan sesat itu kemudian menemukan diri mereka terasing, dia kemudian akan membuat  ruangan di dalam rumahnya seperti kantor untuk kepentingan keagamaan dan duduk di atas sajadahnya di depan komputer. Orang pada zaman modern telah menciptakan ruang obrolan Islam dan ‘masjid’ di internet.
Dengan mudahnya sekarang setiap muslim bahkan kafir, membuka-buka Al Qur’annya tanpa mempelajarinya secara keseluruhan, memungut satu ayat dan menjadikannya landasan untuk memberikan keputusan tentang sebuah kasus.  Alih-alih membuka Al Qur’an untuk mencari petunjuk tentang sebuah persoalan, mereka justru memulainya dengan pendapat mereka sendiri dan kemudian mencari-cari ayat dalam Al Qur’an yang mereka dapat gunakan untuk mendukung pendapat mereka, entah pendapat itu benar atau salah.
Tanpa mengetahui apa yang mungkin dikatakan oleh ayat-ayat lain tentang persoalan tersebut, atau tanpa mengetahui makna sebenarnya dari ayat itu , peristiwa dan kondisi dari turunnya suatu ayat, upaya itu akan menyesatkan dan melahirkan kesalahan (bid’ah) dalam agama. Nabi saw , menggambarkan situasi tersebut 1400 tahun yang lampau dan memperingatkan dengan tegas,” waspadalah terhadap bid’ah yang mereka buat , karena sesungguhnya hal tersebut akan menyesatkan kalian!’
Kini , setiap orang bisa belajar sendiri secara otodidak , menegaskan pendapatnya sendiri dan menolak pendapat orang lain seperti yang diprediksi oleh Nabi Saw bahwa  orang cinta kepada pendapatnya sendiri. Orang tidak lagi menerima nasehat  dan sangat fanatik dengan keyakinan masing-masing dan tidak peduli dengan masukan orang lain . Hubungan guru-murid  hampir-hampir  hilang. , padahal hubungan guru-murid dalam Islam ini sangat penting bagi pendidikan Islam. Hubungan guru-murid merupakan landasan untuk menyampaikan pengetahuan keislaman sejak turunnya wahyu pertama. Lagipula, bukanlah Allah bisa saja mengukir wahyu dengan cahaya di atas langit yang bisa dibaca dengan mudah oleh orang-orang Islam? Namun Dia memilih untuk mewahyukan Al Qur’an dan menyampaikannya lewat malaikat kepada para Nabi  dan kemudian dari generasi ke generasi. Wahyu terjadi dengan cara seperti itu bukan dengan alasan lain kecuali untuk menekankan bahwa setiap orang harus belajar dari seseorang yang lebih mengetahui. Dan ini sesuai dengan perintah dalam Al Qur’an:
Tanyakanlah olehnu kepada orang-orang yang berilmu, jika tiada mengetahui (Q 21;7)
Nabi Saw sendiri berkali-kali menegaskan bahwa ia belajar Al Qur’an melalui Malaikat Jibril. Jibril menyampaikan Al Qur’an kepada Nabi Saw dan beliau mengajarkannya kepada para sahabatnya, selanjutnya sahabat meneruskannya kepada para tabi’in dan demikian seterusnya dalam rantai tanpa putus.
- Syeikh Muhammad Hisyam kabbani-

Jumat, 15 Agustus 2014

SURGA MENURUT AL QURAN DAN HADIS




SURGA MENURUT AL QURAN DAN HADIS

Berikut ini adalah diantara sifat-sifat surga yang di terangkan oleh Allah SWT melalui ayat-ayat suci Al-Qur'an

Allah SWT berfirman:

Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya. Sesungguhnya di sisi Allah -lah pahala yang besar.(at-Taubah : 21-22)

Sesungguh orang-orang yang bertakwa itu dalam taman-taman surga] dan (dekat) mata air (yang mengalir). Dikatakan kepada mereka, masuklah kedalamnya dengan sejahtera dan aman. Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka, mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan diatas dipan-dipan, mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya.(al-Hijr : 45-48)

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal sholeh, tentulah Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amal(nya) dengan baik. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan surga 'Adn, sungai-sungai mengalir di bawahnya, dalam surga itu mereka diberi perhiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan tebal dan mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah, itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah.(al-Kahfi : 30-31)

Ini adalah kehormatan (bagi mereka) dan sesungguhnya bagi orang-orang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik (yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka. Di dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan meminum di dalamnya. Dan pada sisi mereka (ada bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. Ini lah apa-apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki dari Kami yang tiada habis-habisnya.(Shad : 49-54)

Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada pada tempat yang aman (yaitu) dalam taman-taman dan mata air. Mereka memakai sutera yang dan tebal, (duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka bidadari. Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran), mereka tidak akan pernah merasakan mati didalamnya, kecuali mati di dunia, dan Allah memelihar mereka dari siksa neraka sebagai karunia dari Tuhanmu, yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.(ad-Dukhan : 51-57)

Segolongan besar dari orang-orang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang kemudian, mereka bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan diatasnya berhadap-hadapan, mereka dikelilingi oleh anak-anak muda dengan membawa teko (cerek), cangkir-cangkir berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pusing meminumnya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa-apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan didalamnya ada bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan bagi apa yang mereka kerjakan. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka hanya mendengan ucapan salam. Dan golongan kanan. Alangkah bahagianya, golongan kanan itu berada diantara pohon-pohon bidara yang tidak berduri dan pisang-pisang yang bersusun-susun buahnya dan naungan yang terbentang luas dan air yang tercurah dan buah-buahan yang banyak yang tidak berhenti. Dan sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan yang penuh cinta lagi sebaya umur mereka. Kami ciptakan mereka untuk golongan kanan. (al-Waqi'ah : 13-38)

Adapun orang-orang yang diberikan kitab (buku catatan amal)nya dari sebelah kanan, maka dia berkata, Ambilah, bacalah kitabku ini. Sesungguhnya aku yakin bahwasanya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhoi dalam surga yang tinggi, buah-buahnya dekat (kepada mereka), lalu dikatakan kepada mereka, makan dan minumlah dengan sedap di sebabkan amal yang kalian kerjakan pada hari-hari yang telah berlalu (dunia).(al-Haqqoh : 19-28)

Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu dan menjadikan muka mereka berseri-seri dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka dengan surga dan pakaian sutera, di dalamnya mereka tidak merasakan terik matahari dan tidak pula dingin yang menyengat. Dan naungan (pohon-pohon) surga itu dekat diatas mereka dan buahnya dimudahkan untuk memetiknya dengan semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca, yaitu kaca-kaca yang yang terbuat dari perak yang telah mereka diukur dengan sebaik-baiknya. Dalam surga itu mereka di beri minum segelas minuman yang campurannya adalah jahe, sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.(al-Insan:11-15)

SURGA MENURUT HADIS
Dapatkah kita bayangkan tempat tinggal penghuni surga yang dibangun Allah dengan tangan-Nya sendiri berbentuk istana yang bahan bangunannya adalah batu bata emas, dan perak sebening kaca, buah-buahannya lebih lembut dari keju, lebih manis dari madu, sungai-sungai mengalirkan susu, madu, arak yang tidak memabukan, air jernih yang tidak berubah rasanya, keelokan wajah penghuninya bagaikan bulan dimalam purnama, kecantikan bidadarinya tak terbayangkan kejelitaannya, mulusnya, putihnya, kemontokan payudaranya, dipingit didalam kemah, belum pernah tersentuh oleh jin dan manusia, yang selalu tersenyum dan mengucapkan kalimat yang menyenangkan suami mereka, kendaraanya adalah unta dan kuda bersayap yang terbuat dari mutiara, begitu pula tanah dan debunya, makanan dan minumannya adalah hidangan istimewa yang tak terbayangkan kelezatannya, kasur dan permadaninya adalah kasur tebal dan sutra halus, gelas dan piringnya terbuat dari emas dan perak….ah sungguh sebuah janji yang tak pernah diingkari oleh Yang Maha Rahman. Apalagi jika Allah menyingkap tirai-Nya….

Subhanallah dan terlihat wajah-Nya Yang Mulia sebagai nikmat teramat agung bagi hamba-hamba-Nya. Nama nama surga Surga memiliki nama-nama yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah . Diantaranya: Jannatul Firdaus, yang merupakan tertinggi derajatnya, Ia terletak di bawah Arsy Ar-Rahman. Kemudian Jannatun Na’im (yang penuh kenikamatan), Jannatu Adn, Daarus Salam (negeri yang penuh keselamatan). Jannatul Ma’wa dan Darul Khuldi. Bangunan Surga Bangunannya terbuat dari batu bata emas dan perak adukannya beraroma kesturi yang sangat harum, kerikilnya terbuat dari mutiara lu’lu dan yaquth dan tanahnya terbuat dari za’farn seperti tepung putih yang beraroma kesturi. Diantara bentuk bangunannya adalah kubah-kubah indah yang terbuat dari muatiara, Rasulullah menjanjikan barangsiapa yang shalat sunnah 12 rakaat sehari semalam maka Allah akan membangunkan sebuah rumah untuknya di surga.

Pintu-pintunya Di dalam surga terdapat delapan pintu diantaranya adalah pintu Ar-Rayyan yang diperuntukan bagi orang yang shaum (puasa). Seorang wanita yang rajin shalat 5 waktu dan shaum, lalu meninggal sedang suaminya ridha maka ia akan dipersilakan untuk masuk surga dari pintu manapun yang ia sukai. Pintu-pintu surga akan senantiasa terbuka orang yang shalat akan masuk pintu shalat, yang berjihad akan dipanggil dari pintu jihad, dan yang bersadaqah akan masuk dari pintu shadaqah (HR. Bukahri Muslim) . Luas dan lebar pintu surga seperti jarak pengendara tercepat selama tiga hari, jarak antara satu pintu dengan pintu lainnya seperti Makkah dan Bushra (Mutafaqun Alaih) Derajat Surga Rasulullah S.A.W bersabda,”Sesungguhnya disurga terdapat 100 tingkatan yang disediakan Allah bagi yang berjihad di jalan-Nya. Jarak antara satu tingkat dengan tingkatan yang lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika kalian minta kepada Allah mintalah Surga Firdaus ” (HR. Bukahri).

Tempat tertinggi di surga adalah Al-Wasilah yang terletak di surga tertinggi. Ia dihuni oleh seseorang yaitu Rasulullah S.A.W. Pohon Taman dan Naungan Surga Di dalamnya terdapat pohon yang apabila seorang pengembara itu berjalan di bawah naungannya selama 100 tahun ia belum keluar dari naungannya, pohon-pohonnya kekal dan buahnya dekat lagi rendah menjuntai, sehingga mudah diambil. Seluruh pohon disurga batanya terbuat dari emas (Shahihul Jami’) Ibnu Abas berkata, “Diantara penghuni surga ada yang rindu kangen dengan hiburan dunia, lalu Allah menutus angin dan menggerak gerakan pohon tersebut, kemudian pohon tersebut memberikan semua hiburan yang pernah ada didunia.

Sungai Sungai di surga Sungai-sungai di surga adalah sesuatu yang pasti, ia terus mengalir dan tidak pernah berhenti, terletak di bawah ghurat (mahligai) istana-istana dan taman-taman penghuni surga. Sungai-sungai tersebut berupa sungai madu, sungai khamer yang tidak memabukkan, sungai susu dan sungai air jernih yang tidak pernah berubah rasanaya. Sungai-sungai surga memancar dari bagian atas surga, kemudian mengalir turun ke bawah menuju ke semua tingkatan surga sebagai tersebut dalam hadist shahih “.. Sesungguhnya Firdaus itulah tempat terbaik dan tertinggi derajatnya. Di atas Firdaus terdapat Arsy Allah dan dari situ mengalir sungai-sungai surga ” (HR. Bukhari).

Mata air surga ada yang bernama Salsabil yang akan diberikan kepada orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah (Muqorrobin) sedang para abror (orang-orang yang berbuat baik) maka Allah memberi mereka air yang diberi campuran kafur (air dingin yang aromanya wangi ) dan zanzabil/jahe ( air hangat yang juga beraroma segar) ( Al Insan: 5 dan 17) Mahligai dan Istana Surga Mahligai dan istana surga terbuat dari emas dan mutiara terbaik yang disediakan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Raulullah S.A.W bersabda “Sesungguhnya orang yang beriman disediakan di surga, istana dari satu mutiara yang berongga. Panjangnya adalah 60 mil. Di dalamnya terdapat pelayan-pelayan”. Buah-buahan dan tanaman di surga Buah-buahan di surga banyak yang serupa dengan buah-buahan di dunia, dilihat dari bentuknya dan namanya, bedanya bahwa di surga buah tersebut tidak layu, busuk, tua atau mengecil dan berkurang sebagaimana buah di dunia. Diantara nama buah yang disebut didalam Al-Qur’anul Karim adalah delima dan anggur (Ar-Rahman: 68)

Ibnu Abbas berkata “Apabila penghuni surga tertarik untuk memetik buah buah surga, maka buah buahan tersebut mendekat kepdanya hingga ia dapat mengambil mana yang ia sukai” Ia juga berkata “Buah-buahan di surga seperti anggur ia lebih lembut dari tepung dan di dalamnya tidak ada biji. Adapun tanaman surga, setelah benihnya disebar, maka tumbuh dalam sekejap dan siap panen saat itu juga (HR. Bukhari). Makanan dan Minuman di Surga Penduduk surga akan dihidangkan makanan dan minuman lezat yang sangat mengundang selera, apapun yang mereka inginkan pasti mereka dapatkan . Rasulullah S.A.W bersabda “Penghuni surga akan makan dan minum enak enak. Mereka tidak mengeluarkan ingus dari hidungnya, tidak buang air besar dan tidak buang air kecil. Makanan mereka berubah menjadi sendawa yang beraroma kesturi” (HR. Muslim).

Hidangan bagi mereka yang pertama kali adalah daging hati ikan paus, kemudian disembelihkan baginya sapi yang makanan sehari harinya adalah rumput surga” (HR. Muslim). Adapun tempat makan dan minum mereka berupa gelas dan piring yang terbuat dari emas dan perak. Allah berfirman “Dan diedarkan kepada mereka bejana bejana dari perak dan piala piala bening laksana kaca. Yaitu kaca kaca yang terbuat dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik baiknya” (Al-Insan: 15-16) Seruan di Surga Di surga akan ada seorang penyeru yang berkata “Sesungguhnya sekarang tibalah saatnya kalian sehat wal’afiat dan tidak menderita sakit selama-lamanya . Sekarang tibalah saatnya kalian hidup dan tidak mati selama lamanya. Sekarang tibalah saat kalian tetap muda dan tidak tua selama lamanya. Sekarang tibalah saatnya bagi kalian bersenang-senang dan tidak sengsara selam lamanya (HR. Muslim) Dalam hadist lain disebutkan “Penghuni surga akan masuk surga dan penghuni neraka akan masuk neraka, kemudian penyeru akan berdiri dianatara mereka dan berkata “Wahai penghuni surga sekarang tidak ada kematian Wahai penghuni neraka sekarang tidak ada lagi kematian. Semuanya kekal abadi di tempatnya masing-masing ” (HR. Bukahri dan Muslim)

Keadaan Para Penghuni Surga Para Penghuni surga, mulus, tampan, dan bercelak, mereka akan senatiasa muda dan pakaiannya tidak pernah lusuh. Golongan pertama yang masuk surga kelihatan seperti bulan purnama. Mereka tidak pernah buang air kecil dan buang air besar. Mereka tidak beringus dan meludah. Sisir mereka terbuat dari emas da bejana mereka terbuat dari misk . Dan perasapannya terbuat dari kemenyan. Para penghuni surga adalah kebanyakan orang miskin dan lemah. Rasulullah adalah orang yang pertama sekali mengetuk pintu surga (HR. Muslim).

Di antara penghuni surga adalah sebagaimana sabda Nabi Muhammad S.A.W “Maukah aku tunjukan tentang penghuni surga ? Ia adalah orang yang lemah dan merendah diri (tawadhu), jika ia bersumpah atas nama Allah pasti Allah memperkenankan sumpahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Yang terbanyak dari penghuni surga adalah umat Nabi Muhammad S.A.W . Rasulullah menyebutkan bahwa penghuni surga berjumlah 120 shaf (barisan) dan umat Nabi Muhammad berjumlah 80 shaf dari 120 shaf tadi (2/3 penduduk surga). Yang Pertama kali Masuk surga Yang pertama kali masuk surga adalah Rasulullah S.A.W dan Abu Bakar Ash Shidiq. Kelompok pertama yang akan masuk surga tanpa hisab berjumlah 70.000 orang. Mereka saling bergandengan tangan hingga masuk surga semuanya. Wajah mereka seperti rembulan saat purnama (HR. Bukahri dan Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan bahwa mereka adalah orang yang tidak mengruqyah, tidak melakukan tathayyur dan hanya bertawakkal kepada Rabb mereka.

Rasulullah S.A.W bersabda “Adapun 3 orang yang pertama kali masuk surga adalah syahid, seorang hamba yang tidak disibukkan oleh dunia dan taat kepada Rabbnya dan orang fakir yang memiliki tanggungan namun ia menjaga diri dari meminta minta (HR. Ahmad). Orang yang miskin akan masuk surga terlebih dahulu dari orang-orang kaya karena mereka tidak memiliki sesuatu untuk dihisab. Selisih waktu antara keduanya adalah 40 tahun. (HR. Muslim).

Ibnu Qoyyim menyimpulkan bahwa tidak semua penduduk surga yang pertama kali masuk akan lebih tinggi kedudukannya dari yang terakhir boleh jadi yang terakhir kali mendapatkan derajat yang lebih agung, semisal orang kaya yang pandai bersyukur dan bertaqorrub kepada-Nya dengan berbagai kebajikan dan shadaqoh. Ia lebih tinggi dari orang fakir karena sang fakir tidak mampu berbuat sebagaimana yang diperbuat oleh orang kaya (Hadiul Arwah, Ibnu Qoyyim) Angin & Bau Surga Bau aroma surga bisa dicium dari jarak 100 tahun Ibnu Qoyyim berkata ‘Aroma surga iitu ada 2 macam, pertama aroma yang bisa ditemui di surga yang bisa dicium oleh arwah dan tiak bisa dicium oleh orang-orang lainnya. Kedua aroma yang bisa diketahui dengan panca indera seperti halnya aroma bunga dan lain sebaginya. Aroma jenis kedua bisa dijangkau seluruh penghuni surga di akhirat kelak, baik dari tempat jauh atau tempat yang dekat. Adapun aroma surga di dunia, maka ia bisa dicium oleh orang-orang yang dikehendaki Allah, seperti para nabi dan Rasul. Aroma yang dicium Anas bin Nadr saat berjihad sebelum ia syahid bisa dikatagorikan pada aroma jenis ini. Wallahu ‘alam.

Bidadari Surga dan Pesona Kecantikannya Bidadari surga adalah mahluk berkelamin wanita yang diciptakan Allah untuk penghuni surga. Al-Qur’an dan Sunnah menggambarkan tentang keindahan dan kesemppurnaan penciptaan mereka. Digambarkan bahwa mereka adalah bidadari yang cantik, jelita, putih bersih dipingit di dalam kemah senantiasa menundukan pandangan, Allah menyebut mereka dengan khoirotun Hisan (bidadadriyang baik dan cantik), mereka perawan, penuh cinta dan sebaya, payudara mereka montok dan kulitnya mulus.

Dalam hadist Bukhori disebutkan kalau sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga lebih baik dari pada dunia dan isinya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa bidadari surga teresbut diciptakan dari za’faron surga. Maka Ibnu Qoyyim berkomentar “Jika penciptaan manusia yang tergolong mahluk yang paling sempurna diciptakan dari bahan baku berupa tanah, kemudian berubah menjadi sosok yang paling bagus. Maka bagaimana sisik yang diciptakan dari za’faron yang ada di surga ? Pemandanagan Lain di Surga

A. Para Penghuni surga akan dihiasi dengan gelang emas dan mereka memaki pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal, mereka duduk sambil bersandar diatas dipan-dipan yang indah (Al Kahfi: 30-31). Kasur suga adalah kasur tebal lagi empuk. Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra (Ar-Rahman:54, 76 dan Al-Ghasyiyah: 13-16)

B. Kemah, ranjang dan sofa surga : Rasululullah S.A.W bersabda ” Seusungguhnya bagi setiap mukmin di surga disiapkan kemah dari suatu mutiara lu’lu yang berongga. Tingginya 60 mil. Di dalamnya terdapat keluarganya dan orang beriman berjalan mengelilingi mereka. Sebagian mereka tidak bisa melihat sebagian yang lain (HR Bukhari dan Muslim). Allah Ta’ala berfirman: Mereka bertelekan di atas diapan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari cantik bermata jeli (Ath-Thur: 20).

C. Pelayan di surga . Yang senantiasa sibuk melayani penghuni surga adalah wildanun mukholladun . Mereka adalah anak orang-orang muslim yang meninggal sewaktu kecil,. Allah Ta’ala berfirman: Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir (Al-Waqi’ah: 17-18)

D. Kendaraan mereka adalah unta dan kuda yang bersayap yang terbuat dari mutiara yaquth. Hubungan Intim di Surga Dalam menafsirkan firman Allah yang berbunyi “Sesungguhnya penduduk surga itu bersenang-senang dalam kesibukan” (Yaasin: 55). Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Al Auza’i dan Muqotil berkata, “Kesibukan mereka adalah memecah keperawanan istri-istrinya” Rasulullah. S.A.W bersabda tentang hubungan jimak para penghuni surga “Di surga seorang mukmin diberi kekuatan sekian banyak menggauli wanita” (HR. Tirmidzi, shahih). Abu Umamah berkata, Rasulullah S.A.W pernah ditanya “Apakah penduduk surga melakukan hubungan suami istri ?”. Beliau S.A.W menjawab “penis yang tidak pernah lemas, syahwat yang tidak pernah padam, dan jimak demi jimak”.

Sai’d bin Jubair berkata “Sesungguhnya nafsu syahwat (pednduduk surga) mengalir dalam tubuhnya selama 70 tahun. Selama waktu itu ia merasakan kenikmatan yang tiada taranya dan tidak terkena kewajiban mandi jinabat . Mereka tidak merasakan loyo atau kekuatannya menurun. Justru hubungan seksual mereka mencapai keniknatan dan kepuasan. Wallahu a’lam. Pasar Surga Rasulullah S.A.W bersabda “Sesungguhnya di surga terdapat pasar yang didatangi penghuni surga setiap hari Jum’at. Angin utara berhembus menerpa wajah dan pakaian mereka hingga membuat mereka semakin tampan dan menarik. Dalam keadaan seperti itu mereka pulang menemui istrinya masing-masing. Istri-istri mereka berkata “Demi Allah, Anda semakin tampan dan ganteng saja”. Mereka menjawab ” kalian juga semakin cantik dan ayu”.

Yang Terakhir kali Masuk Surga Hamba yang terakhir kali masuk surga adalah orang yang melintasi titian, terkadang jalan dan terkdang memrangkak dan terkadang dilalap api hingga hangus. Allah memerintahkannya untuk masuk surga, namun ia melihat seakan surga telah penuh sesak. Allah berkata kepadanya bahwa ia akan diberi kenikmatan sepuluh kali dunia dan isinya hingga ia merasa dipermainkan Allah. Namun Allah berfirman: Itulah derajat penghuni surga yang paling rendah kelasnya (sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Ayat – Ayat Tentang Surga [Al Qoshosh (28) :83] Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. [Ar Ra'd (13) :35]

Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. [Al Hajj (22) :23] Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. [35:34] Dan mereka berkata:” Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. [Ash Shaffat (37) : 43] Di dalam surga – surga yang penuh nikmat, di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir [Al Zukhruf (43) : 71] Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.

Surga akan merindukan 4 golongan

Surga akan merindukan 4 golongan


Kita yakin… siapapun kita, pada strata sosial manapun kita, apapun prosfesi kita, dibumi manapun kita berpijak pasti mau menjadi orang yang dirindukan oleh syurganya Allah SWT.
Tempat yang di idam-idamkan oleh seluruh makhluk Allah, tempat yang tidak terdengar di dalamnya perkataan yang tak berguna,sia- sia dan dusta, didalamnya ada mata air yang mengalir, takhta-takhta yang ditinggikan, gelas-gelas berisi minuman yang terletak dekat, bantal-bantal sandaran yang tersusun, permadani-permadani yang terhampar, kebun-kebun dan buah anggur, gadis-gadis remaja yang sebaya. Kebayang enggak indahnya syurga ?…. 

Rasulullah SAW, mengatakan :” Syurga merindukan empat orang:
Pertama, orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an. Nampaknya wajar jikalau syurga merindukan ahli qur’an ini karena sejak didunia saja mereka sudah diservis oleh Allah dengan ketenangan bathin, kasih sayang-Nya, kecintaannya, kemuliaan dan selalu di ingat oleh-Nya.

Kedua, penjaga lidah. Memang lidah tak bertulang tapi ia lebih tajam dari sebilah pedang, dampaknya akan mengakibatkan peperangan antar suami isteri, antar kelompok, bahkan antar dua bangsa. Efek negatifnya akan membuat orang menjadi sengsara, akan melenyapkan pahala kebaikan yang kita buat seperti api memakan kayu bakar, akan membuat puasa jadi hampa dan sia-sia. Namun bila kita menjaganya, subhanallah… begitu banyak kenikmatan akan kita raih, dengan lisan kita berdakwah, dengan lisan kita bertilawah, dengan lisan kita berdo’a. 

Ketiga, pemberi makan orang yang kelaparan. Sungguh, Allah Yang Maha berterimakasih (Syakuur) akan membalas sekecil apapun kebaikan kita kepada orang lain. Bila kita memberi minum kepada saudara kita yang kehausan maka Allah akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti disaat orang-orang sedang dilanda dahaga, Bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang kelaparan, niscaya Allah akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan pada hari akhir nanti, Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita didunia ini, niscaya Allah akan memberi kita pakaian yang indah disaat orang-orang telanjang pada hari perhitungan nanti, bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang kesulitan dan dihimpit permasalahan, yakinlah bahwa Allah akan memudahkan urusan kita sejak didunia ini. Pertolongan Allah akan datang kepada seorang hamba manakala sang hamba menolong saudaranya. 

Keempat, Orang-orang yang berpuasa di bulan ramadhan. Di bulan yang mulia yang penuh berkah, rahmat, ampunan ini Allah menjanjikan kepada kita akan pembebasan dari panasnya api neraka, pedihnya azab neraka dan kejamnya siksa neraka bila kita berpuasa, dan menghidupkan malamnya dengan shalat, qiro’at dan kholwat serta ibadah apapun dengan hanya mengharap ridho-Nya. 

Bila empat amal ini kita lakukan, nampaknya wajarlah bila syurga merindukan kehadiran kita…Amien 
Sahabat – sahabatku, pastinya kita mau donk jadi golongan orang – orang yang dirindukan syurga, nah insyaAllah sebentar lagi bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan akan segera tiba, maka marilah kita berlomba dan saling berkompetisi agar dapat menjadi golongan yang nomer empat seperti yang telah disebutkan diatas. Semoga Allah memanjangkan umur kita dan memberikan kita kesehatan agar kita siap menghadapi bulan Ramadhan dan dapat memaksimalkan ibadah kita dalam bulan Ramadhan nanti. Amin.
By Ust.Yusuf Mansyur
Rasulullah Saw bersabda: “Surga akan merindukan 4 golongan, yakni orang yang gemar membaca Alqur’an, kedua: golongan orang yang pandai menjaga ucapannya, ketiga: golongan orang yang mau memberikan kepada mereka yang sedang lapar, dan keempat adalah golongan orang-orang yang mau berpuasa Ramadan”.
hadits tersebut tentunya kita tahu bahwa jika kita menginginkan bagian dari ahli surga maka marilah kita bersegera untuk ambil bagian dari keempat golongan tersebut. Paling tidak jika ada kesempatan melakukan salah satu diantara keempat hal tersebut kita berupaya sekuat tenaga untuk melakukannya.

Golongan orang yang gemar membaca al Qur’an
Ketahuilah bahwa Syafa’at sebenarnya dibagi ke dalam dua bagian, Syafa’at dari Rasulullah Saw dan Syafa’at Alqur’an. Artinya bahwa setiap umat Muhammad Saw yang tergolong orang mukmin akan mendapatkan dua kesempatan untuk diselematkan. Paling tidak dengan membaca Alqur’an kita dapat Syafa’at dari Alqur’an tersebut dan jika tidak bisa demikian, paling tidak hati kita tidak condong pada yang lain dalam ibadah kecuali hanya menyembah Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang mau membaca Al Qur’an, maka sesungguhnya ia akan menjadi penolong baginya kelak di hari kiamat.

Menjaga Lisan
Penjagaan lisan menjadi satu diantara hal penting dalam hidup kita, yang dengannya kita akan selamat dan darinya pula kita bisa beruntung dan mendapatkan pahala. Lisan yang baik adalah ketika ia berkata-kata yakni dengan kata yang penuh dengan ‘ibrah, santun dan penuh dengan ajakan kebaikan serta jauh dari ghibah, fitnah, menggunjing dan berbohong. Maka benar kata-kata bijak dari ‘ulama bahwa : “Keselamatan mansusia terletak pada penjagaan lisannya”.
Rasulullah bersabda juga bersabda : yang dinamakan seorang Muslim adalah jika ia mau menyelamatkan saudara muslimnya dari ucapan buruk dan tangan-tangan angkara.

Memberi Makan Orang Yang lapar
Bahwa barang siapa yang mau menyisakan sebagian hartanya guna membeli sedikit makanan untuk saudaranya atau orang-orang yang sedang kelaparan, maka surga akan merindukan orang yang seperti ini. Pada hal lain di ungkapkan bahwa seorang pemberi makanan kepada mereka yang sedang kelaparan seperti ini dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya sebagai perbuatan baik yang berbalas pahala. Sungguh Allah dan RasulNya sangat menyukai perbuatan yang demikian. Kedermawanan seperti itu walau seolah sepele namun berat timbangan kebaikannya kelak di akhirat. Dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda : ’’Seorang yang dermawan akan dekat dengan Allah, dekat dihati manusia, didekatkan dengan surga dan jauh dari api neraka. Sebaliknya, orang yang bakhil akan jauh dari Allah, jauh dari manusia dan jauh dari surga serta dekat dengan siksa api neraka”.

Orang yang berpuasa Ramadan
Bahwa setiap hamba Allah SWT yang mau berpuasa Ramadan, ia akan mendapatkan berbagai macam keistimewaan, tak terkecuali pahala yang berlipat dari satu kebaikan yang ia kerjakan di bulan ini. Hal tersebut mengingat bahwa bulan Ramadan adalah sebuah bulan yang memiliki ribuan keistimewaan dibanding bulan-bulan lain. Diantaranya, 1) seseorang yang mau menyambut bulan ini dengan keceriaan dan suka cita saja kelak di hari kiamat Allah akan mengharamkannya dari siksa api neraka, 2). bahwa seluruh aktifitas positif yang dikerjakan selama berpuasa di dalam bulan Ramadan ini pahala yang diberikan berlipat ganda dibanding pada bulan lain, 3). Bahwa Allah sangat mencintai orang-orang yang mau berpuasa Ramadan yang di dalamnya terdapat dua kabar gembira yakni saat ia berbuka puasa dan saat nanti di akhirat dipertemukan dengan Allah Swt.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:  ‘’Bersabda bahwa bagi seseorang yang melaknakan puasa, maka ia akan memperoleh dua kebahagiaan (kegembiraan); yakni pertama saat ia berbuka puasa dan yang kedua saat ia bertemu dengan Allah Saw kelak di akhirat”.
By Mbah Net
Rindu kepada surga adalah sesuatu yang wajar dan biasa, namun akan luar biasa jika surga merindukan mereka yang juga merindukan surga, surga mendambakan bahwa mereka yang akan menjadi penghuninya, menginginkan mereka merasakan kenikmatan yang disediakan Allah di dalamnya. Tentu tidak semua atau sembarang orang yang dirindukan Surga, tentu juga mereka ini punya nilai lebih dalam amalan mereka, jelasnya, mereka yang dirindukan surga adalah manusia-manusia hebat makhluk Allah swt, lalu siapakah mereka?
Rasulullah menegaskan dalam sebuah hadist bahwa Surga merindukan empat golongan manusia, yaitu; orang yang membaca Al-Qur’an (Taalil al-Qur’an), orang yang menjaga lisan (Hafidhul al-Lisan), orang yang memberikan makan yang lapar (Muth’imul al-Ji’an) dan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan (Shaim fi Ramadhan). 
Mereka inilah yang selalu dirindukan Surga.
1. Golongan orang-orang yang senantiasa senang membaca kitab Al-Qur’an, baik dikala sibuk maupun senggang.
2. Golongan orang-orang yang senantiasa menjaga lidahnya, tidak menggungjingkan orang lain. Kurangilah berbicara yang tidak perlu atau lebih baik diam.
3. Golongan orang-orang yang memberi makan orang yang lapar, termasuk didalamnya memberi makan saat berbuka puasa.
4.  Golongan orang-orang yang menjalankan ibadah puasa ramadhan karena Allah SWT.
Surga sangat mengharapkan golongan-golongan tersebut. Apakah kita sudah termasuk ke dalam golongan tersebut?? jika belum mari kita kerahkan segenap upaya agar termasuk dalam golongan ini, ingat surga menanti kita. Selamat berjuang meraih negeri impian, negeri indah penuh rahmat, makmur dengan karunia Allah SWT.
Diposkan oleh

Kamis, 29 Mei 2014

Menjadi Hamba Pilihan Allah

Menjadi Hamba Pilihan Allah

M. Arif As-Salman – Minggu, 31 Mei 2009 09:44 WIB
Bila sekelompok orang banyak berkumpul di suatu tempat untuk mengadakan pemilihan pemimpin, hal-hal apakah yang menjadi poin utama untuk terpilihnya seorang pemimpin harapan?
Setiap orang yang hadir punya penilaian yang berbeda, tergantung dari sisi mana ia melihat, sejauh mana ia mengetahui individu seorang calon, seberapa besar ia memahami hakekat dan peran seorang pemimpin, seberapa banyak ia mengetahui syarat-syarat seorang pemimpin dan lain sebagainya.
Dari sekumpulan orang banyak tersebut, ada orang yang begitu bernilai, yang nilainya lebih besar dari jumlah peserta yang hadir. Yang bila ia berkata akan didengarkan, jika memberikan ide akan langsung diterima dan bila ia melontarkan sikap akan menjadi bahan pertimbangan. Dan dari sekumpulan orang banyak itu, ada orang yang biasa saja, yang nilainya bisa sama dengan satu orang atau kurang dari itu.
Dari sisi mana dan apa sajakah seseorang itu bernilai dan punya harga di hadapan orang banyak? Hal apakah yang menyebabkan mereka sering ditampilkan ke depan? Dan karena dasar apakah mereka dianggap layak untuk menjadi pemimpin? Apakah karena wajahnya yang tampan, badannya yang kekar, kepintaran berbicara, dan lainnya?
Jawabannya adalah karena pribadi yang melekat pada orang tersebut. Karena sikapnya selama ini yang selalu dapat menyentuh setiap hati. Karena kata-katanya sanggup menggugah nurani, dan keberaniannya tidak dapat dipatahkan. Mereka adalah orang-orang yang punya komitmen dan prinsip dalam hidup.
Mereka adalah orang-orang yang berani berkata untuk sebuah tanggung jawab, orang-orang yang selalu berpandangan positif dan membangun. Ya, mereka adalah orang-orang yang berani memikul tanggung jawab.
Dalam sejarah kita temukan banyak manusia–manusia yang perjalanan hidupnya mampu menorehkan tinta emas. Dan juga banyak dari manusia yang perjalanan hidupnya tidak meninggalkan kesan apapun. Mereka lahir, hidup, dan mati. Tidak ada cerita setelah itu tentang mereka.
Menjadi yang terpilih di hadapan manusia perlu pada pembinaan sikap positif yang kontinyu di hadapan mereka. Karena manusia cenderung akan melihat apa yang nampak dari luar. Sedangkan untuk mengetahui apa yang dalam hati, tidak ada yang bisa mengetahuinya kecuali Allah Swt dan pribadi setiap orang jika ia mau jujur terhadap dirinya.
Pernahkah kita punya keinginan untuk menjadi hamba terpilih karena kebaikan dan ketaatan yang kita lakukan pada Allah? Menjadi hamba yang Allah cintai, yang Allah golongkan ke dalam kekasih-Nya. Hamba yang ketika berdo`a dikabulkan dan ketika meminta akan diberi?
Tentu sebagai seorang yang beriman dan mencintai Allah, keinginan untuk menjadi hamba yang terpilih adalah harapan yang selalu ingin kita wujudkan. Kita juga selalu berdo`a agar Allah menggolongkan kita untuk menjadi ahli sorga-Nya.
Seperti halnya menjadi yang terpilih di hadapan manusia kita harus ada bekal amal, prestasi, dan nilai-nilai positif lainnya yang kita miliki yang telah dapat dirasakan orang banyak, maka untuk menjadi seorang hamba pilihan Allah, apakah kita juga sudah punya syarat-syarat tersebut?
Kita harus punya prestasi yang bisa dibanggakan di hadapan Allah. Prestasi dalam segala bidang dan dimensi ibadah. Mulai dari yang bersifat harian seperti shalat malam, shalat 5 waktu tepat waktu dan berjama`ah, berdzikir, membaca al-Quran, shalat nawafil, selalu berdo`a pada Allah, menangis atas dosa dan kesalahan, mengajak orang lain pada kebaikan, mengajarkan ilmu, bersedekah, silaturrahmi dan segala ketaatan lainnya.
Apakah kita termasuk orang-orang yang lamban atau cepat? Apakah kita tergolong orang-orang yang selalu meremehkan dan mempermainkan aturan-aturan Allah? Dan apakah kita senantiasa membela pandangan-pandangan yang berbenturan dengan tembok syariat? Jawabannya ada dalam diri setiap individu kita dan bisa diketahui bila kita mau mengoreksi diri dengan jujur.
Bagaimana mungkin orang banyak akan memilih seseorang dan mereka perjuangkan untuk menjadi pemimpin mereka, kalau selama ini orang tersebut sering lambat dalam bekerja, tidak cekatan, selalu meremehkan aturan yang telah ditetapkan bahkan sikap dan kata-katanya banyak menimbulkan pertentangan.
Nah, kita sekarang perlu melihat diri kita, apakah di hati kita ada keinginan yang jujur untuk menjadi hamba pilihan Allah? Bila keinginan itu ada muncul dalam hati kita, sampai saat ini sikap-sikap apakah yang telah kita bangun dalam diri sehingga Allah layak memilih kita untuk menjadi hamba-hamba yang didekatkan disisi-Nya, hamba-hamba yang terpilih menerima ampunan-Nya dan terpilih menjadi ahli sorga-Nya?
Semoga tulisan singkat dan sederhana ini bermanfaat. Selamat berjuang menjadi hamba pilihan Allah subhanahu wa ta`ala. Mohon doanya moga sukses ujian, terima kasih.
Salam,
http://marifassalman.multiply.com/

Sering Mengulang-ngulang Wudu' dan Sholat

Sering Mengulang-ngulang Wudu' dan Sholat
Assalamualaikum Wr Wb
Saya pernah mendengar ceramah ustad bahwa saya tidak diterima sholat seseorang pabila wudu nya tidak benar dan karena itu saya sering berusaha wudu yang benar dan takut sesuatu yang membatalkan wudu...akhir-akhir ini saya sering sekali merasa akan kentut setiap sedang wudu, bahkan rasaya bergemuruh di perut setiap saya wudu, makanya saya selalu mengulang wudu saya sehingga saya kl wudu lama sekali karena selalu terasa batal dan mengulangnya lagi...perasaan takut kentut itu berdampak diluar sadar saya seperti ada kontrol otak memerintahkan saya kentut bahkan ketika yakin sudah sah pun di saat sholat rasanya takut-takut kentut dan itu menghantui...sehingga selalu sering saja seperti ada gemuruh di perut dan di sekitar dubur tapi saya ragu itu kentut atau refleksi otot atau apa saya jg ga tau, tapi karena saya ragu saya sering membatalkan sholat saya dan dikala sholat berjamaah saya merasa seperti itu tapi tidak bisa kemana-mana sehingga saya tetap mengikuti imam sholat tapi selesai sholat berjamaah karena saya takut sholat saya tidak sah karena kentut maka saya mengulang sholat saya, ini hampir selalu terjadi dalam sholat 5 waktu dan sholat-sholat sunah stad...mohon penjelasannya stad saya takut yang saya lakukan selama ini salah...sebab hal ini sudah berlangsung lama
Wassalamu'alaikum
Assalamu alaikum wr.wb.
Wudhu memang merupakan syarat sah shalat. Sementara buang angin merupakan salah satu faktor yang membatalkan wudhu. Karena itu jika seseorang buang angin di saat telah berwudhu maka ia harus memperbaharui wudhunya jika ingin menunaikan shalat.
Keluarnya angin yang membatalkan wudhu ditandai dengan adanya bau dan suara. Namun jika baru berupa perasaan ia hanya merupakan waswas atau bisikan yang berasal dari setan. Dalam kondisi demikian ia tidak perlu mendengarkan suara perasaannya yang berasal dari bisikan setan. Yang penting bagaimana berwudhu dengan benar lalu melaksanakan shalat sesuai tuntunan Nabi. Kalau itu sudah dilakukan, maka shalatnya tak perlu diulang.
Salah satu cara untuk menghindarkan diri dari bisikan setan adalah membaca ta'awwudz dan memfokuskan pikiran pada bacaan dan gerakan shalat.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Wassalamu alaikum wr.wb.

Ragu Apakah Keluar Kentut

Ragu Apakah Keluar Kentut


Sebagian orang dalam shalatnya merasa ada sesuatu yang keluar bagian belakangnya, apakah benar ia sudah kentut  ataukah belum. Padahal perasaannya baru mungkin, hanya was-was atau belum yakin. Ada kaedah yang telah diajarkan dalam Islam bahwasanya yakin tidak bisa dikalahkan dengan ragu-ragu.

Ada hadits yang bisa diambil pelajaran, di mana hadits ini dibawakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani saat membahas pembatal wudhu dalam kitab beliau Bulughul Marom (hadits no. 71),
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – - إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا, فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ: أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ, أَمْ لَا? فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنْ اَلْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا, أَوْ يَجِدَ رِيحًا – أَخْرَجَهُ مُسْلِم
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian mendapati ada terasa sesuatu di perutnya, lalu ia ragu-ragu apakah keluar sesuatu ataukah tidak, maka janganlah ia keluar dari masjid hingga ia mendengar suara atau mendapati bau.” Diriwayatkan oleh Muslim. (HR. Muslim no. 362).
Dalam shahih Bukhari-Muslim disebutkan hadits dari ‘Abdullah bin Zaid radhiyallahu anhu bahwasanya ia pernah mengadukan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai seseorang yang biasa merasakan sesuatu dalam shalatnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
لاَ يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا
Janganlah berpaling hingga ia mendengar suara atau mendapati bau.” (HR. Bukhari no. 177 dan Muslim no. 361).
Berpegang dengan Keadaan Suci
Pelajaran pertama yang bisa kita gali bahwa orang yang dalam keadaan suci jika ia ragu apakah ia berhadats ataukah tidak dan itu masih dalam taraf ragu-ragu, maka ia tidak diharuskan untuk wudhu. Yang dalam keadaan ragu-ragu seperti ini tetap shalat hingga dia yakin telah datang hadats, bisa jadi dengan mendengar suara kentut atau mencium baunya.
Jauhkan Was-Was
Hadits di atas menunjukkan bahwa setiap muslim mesti menghilangkan was-was pada dirinya. Jangan ia perhatikan was-was tersebut karena hal itu hanya mempersulit diri. Diri seseorang hanya merasa payah karena terus menuruti was-was.
Kaedah Fikih
Dari hadits di atas, dapat diambil suatu kaedah yang biasa disebutkan oleh para ulama,
اليقين لا يزول بالشك
“Yang yakin tidak bisa dihilangkan dengan ragu-ragu.”
Imam Al Qorofi dalam kitab Al Furuq mengatakan, “Kaedah ini telah disepakati oleh para ulama. Maksudnya adalah setiap ragu-ragu dijadikan seperti sesuatu yang tidak ada yang dipastikan tidak adanya.”
Abu Daud berkata, “Aku pernah mendengar Imam Ahmad ditanya oleh seseorang yang ragu mengenai wudhunya. Imam Ahmad lantas berkata, jika ia berwuhdhu, maka ia tetap dianggap dalam kondisi berwudhu sampai ia yakin berhadats. Jika ia berhadats, maka ia tetap dianggap dalam kondisi berhadats sampai ia berwudhu.” Lihat Masail Al Imam Ahmad, hal. 12.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
كُلُّ احْتِمَالٍ لَا يَسْتَنِدُ إلَى أَمَارَةٍ شَرْعِيَّةٍ لَمْ يُلْتَفَتْ إلَيْهِ
“Setiap yang masih mengandung sangkaan (keraguan) yang tidak ada patokan syar’i sebagai pegangan, maka tidak perlu diperhatikan.” (Majmu’ Al Fatawa, 21: 56)
Kentut Membatalkan Wudhu
Hadits yang kita kaji kali ini menunjukkan bahwa kentut itu membatalkan wudhu, baik jika hanya keluar saja atau bau saja. Dan orang yang kentut mesti mengulangi wudhunya dari awal. Jika kentut membatalkan wudhu, maka shalat pun batal karenanya karena setiap pembatal wudhu menjadi pembatal shalat.
Wallahu a’lam. Demikian pelajaran singkat dari Rumaysho.Com di pagi ini. Selengkapnya, kami harap pembaca bisa mengunjungi artikel “Ragu Tidak Bisa Mengalahkan Yakin“. Hanya Allah yang memberi taufik.

Referensi:
Minhatul ‘Allam fii Syarh Bulughul Marom, Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan ketiga, tahun 1432 H, 1: 305-307.
Majmu’atul Fatawa, Syaikhul Islam Taqiyyuddin Ahmad bin Taimiyah Al Harroni, terbitan Darul Wafa’ dan Dar Ibnu Hazm, cetakan keempat, tahun 1432 H.

Selesai disusun di kantor Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, malam 25 Dzulqo’dah 1434 H
Artikel www.rumaysho.com

Selasa, 28 Januari 2014

Mereka Ingkar Panggilan ALLAH SWT,,,,,,,,,,,Untuk Shalat

ilustrasion
Mereka Ingkar Panggilan ALLAH SWT,,,,,,,,,,,Untuk Shalat
Sangat perihatin saat ini,pada zaman yang sudah semakin parah,kebebasan,sudah dianggap biasa,banyak manusia yang jauh dari Allah SWT,,,Saya sangat perihatin,ketika,saya sedang berjalan dikeramaian,ketika Ashar berkumandang panggilan shalat,banyak sekali kita,tidak memenuhi panggilan shalat,dengan sangat santai,ada yang bercengkerama,tertawa ,ada juga lelaki sudah tua,merokok,sambil,membaca buku,,,yang herannya,padahal keramaian tersebut berdekatan dekat mesjid sehingga,kalau ada panggilan azan,mereka tidak merasa melakukan untuk segera shalat,,,hebat,kita sudah meremehkan Allah SWT,Tidak takut akan kematian,yang kita tidak tahu,,,,kapan datangnya,,,astagfirullah,
dan juga ditelevisi ketika azan magrib,tiba,masih ada acara tv LIVE yang langsung dimana penonton kumpul di studio,apakah mereka tidak shalat? masya AllAH SWT..Inilah pertanda hari kiamat sudah dekat...kita tidak menyadari bahwa azab Allah SANGAT PEDIH,,,,Jangat sampai kebiasaan maksiat dan melalaikan shalat tidak sempat untuk tobat,hingga ajal tiba....wahai manusia segera lah shalat,tunaikan Hak ALLAH SWT,,,Kita diciptakan untuk mengabdi kepadanya,,jangan sampai azab kubur menanti kita hingga keneraka,,,,,,ampun ya Allah SWT,,Semoga engkau melindungi kami

Minggu, 12 Januari 2014

Keutamaan Shalat 5 Waktu



Keutamaan Shalat 5 Waktu 
Shalat adalah ibadah yang agung, ibadah yang dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam, dan dia adalah ibadah yang terpenting setelah kedua kalimat syahadat. Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. (HR. Al-Bukhari no. 7 dan Muslim no. 19)
Shalat adalah penghubung antara hamba dengan Rabbnya, karena ketika shalat hamba sedang berdiri di hadapan Allah Azza wa Jalla guna berdoa kepada-Nya. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam beliau bersabda:
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِي عَبْدِي وَإِذَا قَالَ: { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي وَإِذَا قَالَ: { مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ مَجَّدَنِي عَبْدِي وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي فَإِذَا قَالَ: { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ: { اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Qur’an di dalamnya, maka shalatnya masih mempunyai hutang, tidak sempurna” Tiga kali. Ditanyakan kepada Abu Hurairah, ” Kami berada di belakang imam?” Maka dia menjawab, “Bacalah Ummul Qur’an dalam dirimu, karena aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu, dan hambaku mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila seorang hamba berkata, ‘Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.’ Maka Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Pemilik hari kiamat.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiku.’ Selanjutnya Dia berkata, ‘HambaKu menyerahkan urusannya kepadaKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Hanya kepadaMulah aku menyembah dan hanya kepadaMulah aku memohon pertolongan.’ Allah berkata, ‘Ini adalah antara Aku dengan hambaKu. Dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta’. Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Berilah kami petunjuk jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula orang-orang yang sesat.’ Allah berkata, ‘Ini untuk hambaKu, dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta.” (HR. Muslim no. 598)

Shalat lima waktu mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan semua ibadah wajib lainnya, di antaranya:
a.    Shalat 5 waktu merupakan ibadah yang Allah Ta’ala syariatkan kepada Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam secara langsung tanpa perantara malaikat. Berbeda halnya dengan kewajiban lainnya yang diwajibkan melalui perantara malaikat.
b.    Shalat 5 waktu diwajibkan di langit sementara kewajiban lainnya diwajibkan di bumi.
Karenanya sangat pantas kalau shalat 5 waktu dikatakan sebagai ibadah badan yang paling utama.

Selain dari keistimewaan di atas, shalat 5 waktu secara umum dan beberapa shalat di antaranya secara khusu mempunyai keutamaan yang lain, di antaranya:
a.    Shalat 5 waktu akan menghapuskan semua dosa dan kesalahan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الصَّلَاةُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
“Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya selama tidak melakukan dosa besar.” (HR. Muslim no. 342)
Dari Utsman bin Affan radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنْ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
“Tidaklah seorang muslim didatangi shalat fardlu, lalu dia membaguskan wudlunya dan khusyu’nya dan shalatnya, melainkan itu menjadi penebus dosa-dosanya terdahulu, selama dia tidak melakukan dosa besar. Dan itu (berlaku) pada sepanjang zaman.” (HR. Muslim no. 335)
Pada kedua hadits di atas dikecualikan dosa-dosa besar, karena memang dosa besar tidak bisa terhapus dengan sekedar amalan saleh, akan tetapi harus dengan taubat dan istighfar. Karenanya, yang dimaksud dengan dosa pada kedua hadits di atas adalah dosa-dosa kecil.
Adapun patokan dosa besar adalah sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma:
اَلْكَبَائِرُ كُلُّ ذَنْبٍ خَتَمَهُ الله ُبِنَارٍ أَوْ لَعْنَةٍ أو غَضَبٍ أَوْ عَذَابٍ
“Dosa-dosa besar adalah semua dosa yang Allah akhiri dengan ancaman neraka atau laknat atau kemurkaan atau adzab.” (Riwayat Ibnu Jarir dalam tafsirnya terhadap surah An-Najm: 32)
Walaupun asalnya ada perbedaan antara dosa besar dengan dosa kecil, akan tetapi beliau radhiallahu anhu juga pernah berkata:
لاَ كَبِيْرَةَ مَعَ الْاِسْتِغْفَارِ, وَلاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الْإِصْرَارِ
“Tidak ada dosa besar jika selalu diikuti dengan istighfar dan tidak ada dosa kecil jika dia dilakukan terus-menerus.”

b.    Shalat subuh senantiasa dihadiri dan disaksikan oleh para malaikat dan dia juga menjadi saksi.
Allah Ta’ala berfirman:
أقم الصلاة لدلوك الشمس إلى غسق الليل وقرءان الفجر إنّ قرءان الفجركان مشهودا
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra`: 78)

c.    Shalat ashar yang merupakan shalat wustha -sebagaimana dalam riwayat Al-Bukhari- dikhususkan penyebutannya dibandingkan shalat-shalat lainnya.
Dan ini menunjukkan keistimewaan shalat ashar -dari satu sisi- dibandingkan shalat lainnya. Allah Ta’ala berfirman:
حافظوا على الصلوات والصلواة الوسطى
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.” (QS. Al-Baqarah: 238)

d.    Menjaga shalat subuh dan ashar merupakan sebab terbesar masuk surga dan selamat dari neraka.
Dari Imarah bin Ru’aibah radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (HR. Muslim no. 1003)
Dari Abu Musa radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa mengerjakan shalat pada dua waktu dingin, maka dia akan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari no. 540 dan Muslim no. 1005)
Dari Jundab bin Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu dari kalian sebagai imbalan jaminan-Nya, sehingga Allah menangkapnya dan menyungkurkannya ke dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 1050)
Dari Jarir bin ‘Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا
“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan untuk melaksanakan shalat sebelum terbit matahri dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah.” (HR. Al-Bukhari no. 521 dan Muslim no. 1002)

e.    Meninggalkan shalat 5 waktu -atau salah satunya- dengan sengaja karena malas secara terus-menerus adalah kekafiran.
Allah Ta’ala berfirman:
وخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا إلا من تاب وآمن وعمل صالحا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS. Maryam: 59-60)
Seandainya orang yang meninggalkan shalat itu masih mukmin, maka tentunya tidak dipersyaratkan ketika dia bertaubat dia harus beriman.
Ini dipertegas dalam hadits Jabir radhiallahu anhuma dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 116)
Juga dalam Abdullah bin Buraidah dari ayahnya radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ تَرْكُ الصَّلَاةِ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“(Pemisah) di antara kami dan mereka (orang kafir) adalah meninggalkan shalat, karenanya barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. Ahmad no. 21929)
==============================================================================
Keutamaan Shalat Berjamaah
Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ
“Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendo’akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649)
Dari Abu Musa Radhiyallaahu ‘anhu  dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ
“Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalannya, lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang melakukannya (sendirian) kemudian tidur.” (HR. Muslim no. 662)
 dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:tDari Abu Ad-Darda`
مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).” (HR. Abu Daud no. 547, An-Nasai no. 838, dan sanadnya dinyatakan hasan oleh An-Nawawi dalam Riyadh Ash-Shalihin no. 344)
Dari Ibnu Umar -radhiallahu anhuma-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 650)

Penjelasan ringkas:
Karena besarnya urgensi shalat berjamaah bagi keumuman lingkungan kaum muslimin dan bagi setiap individu yang ada di dalamnya, Allah Ta’ala menjanjikan untuknya pahala yang besar dan Ar-Rasul -alaihishshalatu wassalam- senantiasa memotifasi untuk mengerjakannya. Dan beliau -alaihishshalatu wassalam- mengabarkan bahwa shalatnya seseorang secara berjamaah jauh lebih utama daripada shalat sendirian dan bahwa shalat berjamaah merupakan sebab terjaganya kaum muslimin dari setan. Keutamaan yang pertama untuk individu dan yang kedua untuk masyarakat kaum muslimin.
Sumber: http://al-atsariyyah.com/keutamaan-shalat-berjamaah.html